HOME aku pengen nidurin Donna tapi ada orang tuanya
Sudah
setengah jam ini suara dengusan
nafas yang memburu dan
lenguhan penuh birahi terdengar
sayup-sayup dari sebuah kamar
kos di bilangan Jakarta Selatan.
Suaranya tentu saja lebih heboh
dan tidak beraturan bila di dalam
ruangannya sendiri. Ethan
sedang nafsu-nafsunya
menggenjot Dea, anak Psikologi
semester 5, dengan posisi
Missionaris. Tangan kiri Ethan
menjambak rambut Dea, tangan
kanannya sibuk meremas tak
karuan toked Dea yang bulat
kencang, dengan pinggul sibuk
menggenjot naik turun. “Aahh..
ahh… egghh.. Thann.. janghan
kenceng-kenceng ngocoknyaaa…
Gue.. gue.. jadi mau kluarr
lagiiii….” rengek Dea yang sudah
kelelahan. Tapi, Ethan malah
memutar-mutar pantatnya
sehingga batang kontholnya
semakin ganas mengobel-ngobel
mhemek sempit si Dea. “Akh..
mhemek lo masih ngremes-
ngremes konthol gue gini kok.
Nih.. rasainn..” tukas Ethan. Benar
saja, tak sampai semenit Dea
sudah merasakan sensasi gatal
mau meledak di sekujur
selangkangannya. Sambil
memeluk erat (plus cakaran di
punggung), lenguhan klimaks
Dea terdengan:”MMMHHHHH…
HUUAGGHHH…EUUHHHH…
FUCCKK…”. Dea kelonjotan,
kepalanya mendongak, seluruh
tubuhnya menegang karena
sensasi kenikmatan yang
membanjiri. “Gimana rasanya
keluar yang ke-5 ini De?” tanya
Ethan iseng. Masih megap-
megap, Dea nyahut “Setan lo
Than. Gila, gw sampai
melengkung gara-gara
orgasme”. “Tapi enak kan..
hehehe” balas Ethan. “Iya sih”
kata Dea dalam hati.
Cerita Panas dewasa Terbaik -
Tiba-tiba si Dea sadar sesuatu.
Benda yang tebal besar masih
mengganjal dalam mhemeknya.
“Eh, Than, lo blum kluar ya?”
tanya Dea khawatir. “Dikit lagi ya
Yang” ujar Ethan sambil mulai
mengeluar-masukkan
kontholnya. “Hiya.. cepetan than”
desah Dea lemas. Ethan memutar
tubuh Dea, menginginkan posisi
semi Doggy. Sambil memeluk
guling, Dea mengangkat
pantatnya yang bulat tinggi-
tinggi sambil membuka pahanya
lebar-lebar. Cengiran lebar Ethan
muncul, melihat posisi yang
konak habis. Mhemek Dea sudah
basah kuyup dan warna pink-nya
semakin semburat. Tanpa tedeng
aling-aling, Ethan langsung
membenamkan 3/4 kontholnya
dan langsung masuk RPM tinggi.
SLEP..SLEP..SLEP.. suara kecipak
cairan birahi mhemek Dea hanya
ditutupi oleh lenguhan Dea yang
birahinya naik lagi. “Mulut aja lo
ngomong cukup-cukup. Tapi kalo
gw enthot, tetep aja lo demen”
ejek Ethan. Tapi, gerakan
genjotan Ethan sendiri semakin
cepat dan tak karuan. Ujung pal-
konnya sudah berdenyut-denyut.
Sensasi gatal yang menuntut
untuk di’garuk’ semakin
memuncak. “Hh..hhh…hahh….”
dengus Ethan yang semakin
bernafsu. “Thannn.. jangan di
dalem keluarrnyaaa…” rengekan
desperate Dea terdengar. Tapi,
Dea sendiri sebenarnya sadar
kalo si Ethan pasti akan ngeluarin
di dalam. Ga ada tanda-tanda dia
bakal nyabut kontholnya. Dea
merasakan konthol yang
semakin membengkak di dalam
mhemeknya. Membuat Dea
semakin blingsatan dan mau
orgasme lagi.
“HIIAAHHHH……
AUUUUUUUUHHHHHHHHHHH…”
jeritan klimaks Dea membahana.
Ethan juga tidak mau kalah.
Sambil meremas kuat-kuat pantat
Dea, Ethan menancapkan dalam-
dalam kontholnya untuk
membanjiri mhemek Dea dengan
pejunya. “HUAHHH…
ENNAKKKNYAA…” lenguh Ethan
penuh kepuasan. Tulang-
belulang serasa diloloskan dan
lemas. Tapi, puasss. Setelah itu,
Ethan langsung menindih tubuh
Dea yang banjir keringat (dan
banjir peju tentunya). Berbisik di
telinga Dea “Gila, emang mantep
banget ngenthot same elu pagi-
pagi gini Dea”. Dea cuma tersipu,
tapi membales dengan agak
ketus “Iya, tapi gue harus minum
pil KB lagi. Males tau”. “Hehehe..
ahh kan ga sebanding dg
nikmatnya. Eh, Gue cabut dulu ya.
Ada kuliah sejam lagi” kata Ethan.
Tapi Dea tidak membalas, karena
sudah jatuh tertidur. Lemesss…
Sambil-sambil cengar-cengir
puas, Ethan mandi dan bersiap-
siap cabut dari kos Dea. Sebelum
berangkat, Ethan menikmati
pemandangan tubuh bugil Dea
yang tertidur pulas. Dea anak
Bogor dengan tubuh cukup
mungil (cuma 158cm tingginya),
tapi punya pantat bulat dan
kencang. Tokednya yang
kencang dan bulat (34B), terlihat
besar karena tubuhnya yang
mungil. “Lumayanlah.. Gratis ini”
batin Ethan. Dan meluncurlah
Ethan ke kampusnya di kisaran
Jakarta Selatan juga.
Nafsu sudah tersalurkan, badan
bersih habis mandi, pikiran Ethan
jernih dan rasanya siap hadapi
kuliah Pak Marto. Jalanan Jakarta
pukul 9 sudah macet. Tapi, Ethan
tenang saja karena kuliahnya
baru mulai jam 10. Paling jam
9.45 sudah sampai. Masih
sempat kongkow-kongkow dulu
di kantin. Kali-kali ada cewek
bening yang nyantol
wkwkwkwk. Kampus S sudah
ramai. Berbagai macam
mahasiwa dan mahasiswi sibuk
berkeliaran di koridor atau
berkumpul duduk-duduk di
plasa. Mata Ethan cepat menyisiri
areal kampus, mencari-cari
teman-temannya. “Yeh, itu dia
anak-anak kampret” batin Ethan
sambil berjalan cepat ke pojok
plasa. Roy yang melihat si Ethan
menghampiri, langsung bangkit
dan menonjok Ethan. Sambil
memiting leher Ethan, Roy
berbisik “Setan kampret! Lo
habis garap si Dea anak psikologi
kan? Gue liat lo semalem di
Kemang”. Senyum tulus Ethan
langsung terbit “Eh, kok lo tau.
Cuma sekali semalem, sekali lagi
paginya kok. Dan gw jamin,
dienya puas. Lo tenang aja sob.”
imbuh Ethan. Jepitan Roy
semakin keras “Bukan itu
maksud gue buduk! Gue juga
ngincer diaaa..!” Mimik memelas
Ethan langsung muncul “Aduh
sory SOb. Gue betul-betul ga tau.
Lagian ini semua salah si Dea.
Ngapain pake tank top pas minta
temenin Gue nyari buku kemarin.
Ya mana tahan gue.” Roy jelas-
jelas tidak terima dengan
penjelasan Ethan yang tidak
bertanggung jawab “Pokoknya,
ntar sore lo harus
makcomblangin gw ama die. Gue
udah pengen ngremes
bokongnya dari kapan tau.” Demi
menyelamatkan kepalanya, Ethan
dengan suka cita menyetujui
permintaan Roy. Begitu Ethan
setuju, cengir lebar Roy langsung
muncul. “Jago ga dia, Than?
Males gue kalo masih amatir”
tanya Roy antusias. “Lumayan
Sob. There’re still room for
improvement. But overall, she’s
GOOD!” balas Ethan sambil
acungin jempol. Sambil terkekeh-
kekeh penuh aura mesum, kedua
penjahat kelamin itu melangkah
menuju kelas, karena Pak Marto
sudah terlihat di ambang pintu.
Setelah 1 mata kuliah lainnya
yang selesai pukul 4 sore, Ethan
& Roy berjalan cepat penuh
nafsu (Roy aja sih. Ethan sedikit
kurang termotivasi jalan ke Fak
Psikologi karena kurangnya
insentif buat dirinya). Di koridor
menuju areal parkir mereka
berpapasan dengan cewek
berambut pendek brunette yang
sexy. “Hai Vani..” sapa Ethan
berusaha semanis mungkin. Tapi,
tetap dengan nuansa mesum.
Vani yang hari itu memakai
halter neck ungu tanpa lengan
dengan celana jeans skinny gelap
sehingga pantatnya yang
montok tercetak jelas malah
hanya meleletkan lidah ke arah
Ethan sambil berlalu cuek
(siapakah Vani? Baca yang disini
ya). “Wuiihh… Than, lo lihat ga?
Perasaan tokednya Vani makin
gede aja. Aduuhh.. gue mau
bayar berapa aja biar bisa
ngremesin tu melon” ratap Roy
penuh harap sambil terus
memandangi pantat Vani yang
megal-megol menjauh. “Emang
mantep & kenyal banget toked
tuh anak” ujar Ethan. Si Roy
langsung memandang Ethan
tajam “Kaya lo pernah megang
aja. Gue aja ditolak dengan
sukses pas ngajak di nge-date.
Gue bayarin lo full time di
******** kalo lo bisa bawa Vani
ke tempat tidur” tantang Roy.
Ethan langsung semangat “Bener
ya? Awas lo, jangan kabur lo ya”.
“IYA. Roy ga pernah ingkar janji
kecuali ke cewek” balas Roy
dengan jantannya. Ethan cengar-
cengir senang. Dia ga pernah
cerita ke Roy storynya dengan
Vani. Walo dalam hati Ethan agak
ga yakin gimana caranya ngajak
Vani ngenthot lagi. Sejak itu si
Vani jaga jarak dan sok cool gitu
kepada Ethan. “Ya udahlah.
Dipikir nanti aja. Sekarang
beresin urusan si kupret satu ini
dulu dengan Dea” batin Ethan.
Di Fak Psikologi suasana sudah
mulai lengang. Cuma ada
beberapa mahasiswa-mahasiswi
yang berkeliaran untuk ikut
kuliah terakhir hari itu. Tiba-tiba
terdengar teriakan manis
memanggil Ethan
“Ethaannnnn….”. Sesosok cewek
manis berlari kecil menuju Ethan
& Roy. Melihat Dea datang, Roy
langsung meremas tangan Ethan
kuat-kuat. Yang ditepiskan
dengan kasar oleh Ethan.
“Ngehek. Apa pikiran orang kalo
lihat dua cowok tinggi besar
pegang-pegangan tangan di
tempat umum?” bisik Ethan
seVan. Begitu menemui Ethan,
Dea langsung dengan centilnya
menggandeng tangan Ethan.
“Jadi kan temenin gue
Supermarket?” tanya Dea. Sikutan
keras terasa di rusuk Ethan.
Ethan langsung tanggap “Wah
sory Dea. Gue ga bisa. Mendadak
bokap minta dianterin ke
Bintaro. Sory banget ya.” Dea
langsung cemberut “Yahhh, kok
gitu sih lo”. “Tapi tenang neng…
Temen gue yang ganteng ini
bersedia untuk nganterin” ujar
Ethan cepat-cepat sambil
menepuk-nepuk bahu Roy. “Ya
udahlah” terima Dea pasrah. Roy
hampir melonjak kegirangan.
“Tapi awas kalo lo coba-coba
ngajak gue ke tempat tidur”
ancam Dea ke Roy. “Eh.. nggak
lah” jawab Roy salah tingkah dan
bingung (Lah rugi dong gue, kali
pikir si Roy). Dea ngomong lagi
“Eh, tapi anterin gue balik kelas
bentar ya. Ada yang mo gue
ambil”. Mereka bertiga
beriringan menuju kelas Dea.
Di kelas, Dea langsung
menghampiri seorang cewek
yang masih sibuk dengan HPnya.
Mata Ethan & Roy langsung
membesar melihat itu cewek.
“Buseeettt…. hot juga yaa…” pikir
mereka berdua dengan
sinkronnya. Dengan berlari centil,
kedua cowok mesum ini
langsung menghampiri Dea dan
temannya. “Don, ini gue kenalin
sama Ethan & Roy. “Hai Donna”
sapa Ethan & Roy kompak. Donna
memang one hell of a equipment.
Ketika Donna berdiri untuk
menyalami kedua mahkluk
menyedihkan itu, Ethan bisa
menikmati seluruh lekuk
tubuhnya. Dengan tinggi hampir
175cm, tubuhnya yang berlekuk
indah jadi makin menawan.
“Hmm bodynya OK banget.
Tokednya paling 34-an. Tapi,
kelihatannya mancung”
terawang Ethan sambil curi-curi
pandang ke toked Donna yang
tidak terlalu jelas terlihat karena
Donna menggunakan kemeja
putih agak longgar lengan
panjang yg dilipat sampai ke
siku. Wajah oval Donna lebih ke
manis dan menyenangkan,
timbang dibilang cantik. “Tapi,
dengan body se-hot , tampang
udah jadi no3″ batin Ethan.
Suara Dea membuyarkan pikiran
mesum Ethan. “Don, kita
perginya jadinya sama si Roy.
Ethan ada urusan sama
bokapnya di Bintaro”. “O gitu.
Yaudah, bisa kita pergi
sekarang” Tanya Donna. “Eh,
Donna juga ikut?” Tanya Ethan
kaget. “Iya. Nyesel sekarang lo
batal antar gue?” sepet Dea
pedes. “Agak sih” kata Ethan
polos. Donna tertawa kecil
mendengarnya. “Aduuhh.. jadi
tambah nggemesin ni anak kalo
ketawa” batin Ethan. “Tapi
tengsin gue kalo narik kata-kata
gue. Lagian ga enak sama si Roy.
Moga-moga aja si Donna ga
tergoda threesome sama kupret
ini” doa Ethan dalam hati. Mereka
pun berpisah.
Ethan menyetir mobilnya santai
menuju kostnya di daerah
Cilandak. Walopun bonyok anak
ini tinggal di Jakarta juga, sejak
kuliah Ethan sudah ngekost.
Bonyoknya juga tidak
mempermasalahkan. Toh kalo
kehabisan duit ni anak juga
pulang, pikir mereka. Lagian
mereka juga sebel liatin tingkah
Ethan nyelundupin cewek-cewek
ke kamarnya. Dipikir kita-kita ga
tu kali ya, pikir bonyoknya.
Jadilah Ethan ngekost, pisah
tinggal dari bonyoknya.
Everybody happy. Mampir
warung padang untuk makan,
45 menit kemudian Ethan sudah
di jalanan lagi. Tiba-tiba HP Ethan
berdering. Nyokapnya telepon.
“Than, mampir ke Ace hardware
dong. Beliin mama curtain
showare yang baru. Plus Selang
semprotan buat toilet juga. Yang
warna.hitam ya selangnya, biar
matching sama toiletnya” ujar
Mamanya Ethan genit. “Lha, napa
ga minta pak Sudin aja Ma yang
beli” Ethan menyebut nama sopir
keluarga mereka. “Pak Sudin
nganterin Papa ke Bintaro lihat
ruko yang mau dijual itu”. “[i]Eh
kok bisa pas ya Papa ke Bintaro
hari ini” Ethan ga habis pikir.
Berbaliklah mobil Ethan menuju
Ace Hardware Fatmawati.
Sesampainya di Ace Hardware,
Ethan langsung naik ke lantai 3
menuju tempat dijualnya
peralatan untuk kamar mandi
dan toilet. Tapi di lantai 2, mata &
radar Ethan yang awas
menangkap gerakan mahkluk
sexy. “Weh, kayaknya boleh nih.
Tapi kok gw kaya kenal nih
cewek”pikir Ethan sambil
berjalan menghampiri seorang
cewek yang sedang melihat-lihat
lampu duduk. “Lho, Donna.
Ngapain lo disini? Bukannya mo
ke Carrefour?” Tanya Ethan
surprise. Donna agak kaget, tapi
senyumnya langsung
mengembang melihat Ethan
(pada saat yang sama konthol
Ethan juga mulai mengembang).
“Udah tadi. Sekarang gue lagi
nyari lampu hias buat di rumah.
Nyokap nyuruh. Dea juga lagi
nyari kursi malas kecil buat di
kost” kata Donna ramah. Ethan
tidak berkedip memandang bibir
Donna yang penuh dan sensual,
yang menelurkan kata demi kata
dengan indahnya. “Aduhh, bisa
ga ya gue nidurin si Donna”
harap Ethan sepenuh hati dan
sepenuh konthol. Akhirnya Ethan
menemani Donna memilih-milih
lampu, kemudian mereka berdua
menuju bagian peratalan mandi.
Sepanjang waktu itu Ethan mulai
menebarkan jurus-jurus
andalannya agar si Donna
terpikat. Tapi, Ethan merasa
Donna masih anteng-anteng aja.
Tiba-tiba ucapan Donna
berikutnya mengagetkan Ethan
“Than, lo aja yang nganterin gue
pulang ya”. “Lah, emang napa
sama si Roy & Dea” Tanya Ethan
antusias (yang masih berusaha
ditutup-tutupi ambisinya). “Lo liat
aja sendiri deh” kata Donna
sambil menarik tangan Ethan ke
pojok lantai 2 yang sepi. “Waow..
waow.. agresif juga ne cewek”
sorak Ethan dalam hati.
Dipojokan rak-rak yang tinggi,
Ethan baru sadar makna ucapan
Donna. Di situ Ethan melihat si
Dea bergelayutan ke lengan Roy.
Sedang tangan Roy dengan
aktifnya meremas-remas pantat
sekal si Dea. Bahkan kadang-
kadang jari tengahnya kaya
menekan-nekan di area lubang
pantatnya. Membuat Dea
menggelinjang-gelinjang dan
membalas dengan gigitan kecil
ke lengan Roy. “Busyet. Jago
amat si Roy. Ilmunya naek
setingkat lagi neh. Dulu butuh
minimal 2 hari buat nidurin
cewek. Sekarang itungin jam,
udah bisa remes-remes bokong.
Kampret! Gue jadi makin konak
neh” runtuk Ethan dalam hati.
“Ya gitu itu. Mereka bedua udah
kaya gitu semenjak di Carrefour”
ucap Donna agak sebel. “Bentar
lagi gue rasa kepala si Roy udah
nyusup ke selangkangan si Dea”
analisis Ethan dengan tajam.
“Hihihi.. gue setuju Than” balas
Donna terkikik kecil. “Eh, tadi
mukanya agak merah ya si
Donna?” harap Ethan. Ethan
mendekati kedua pasangan yang
sedang di mabuk birahi itu.
Kemudian dengan kasarnya
ditaboknya si Roy. “Woi, cari
kamar napa?” sentak Ethan.
Gelagepan si Roy dan Dea cepat-
cepat ambil jarak. “Anjrit lo Than!
Ngagetin aja” tukas Roy yang
lega cuma Ethan yang nge-gap
tingkah mereka. Dea juga
membalas dengan menghadiahi
Ethan cubitan bertubi-tubi.
Donna langsung berkata “De, gue
pulang bareng Ethan ya. Kasian
kalo Roy nganter gue dulu. Kan
muter lagi arahnya ke kos lo”.
“Ya udahlah kalo gitu. Sorry ya
Don”. Kemudian Dea berpaling ke
Ethan “Lo gapapa kan nganter
Donna? Eh, btw ngapain lo
dimari?” Tanya Dea curiga.
“Nyokap minta dibeliin curtain
shower” jawab Ethan cepat.
Selanjutnya mereka berempat
langsung menuju kasir dan
setelahnya langsung bergegas ke
mobil masing-masing.
“Asyiikkk… Gue punya
kesempatan untuk deketin
Donna. Kalo emang jodoh, ga
akan kemana hihihihi” pikir
Ethan bahagia. Tapi, baru aja
mau memundurkan mobil, Roy
tiba-tiba menggedor jendela
Ethan. ”Sob, sorry banget. Lo
keliatannya harus nganterin kita
bertiga deh. Boil gue mogok”
kata Roy tanpa beban. “Bangsat
lo Roy” desis Ethan kesal
setengah konak. “Tunggu 15
menit ya, sampe derek bengkel
gue datang” tambah Roy. 20
menit kemudian mobil Ethan
baru meluncur keluar dari Ace
Hardware. Tampang Ethan
tertekuk. Buyar sudah semua
rencananya. Mana kedua
mahkluk itu terkikik-kikik mesum
di jok belakang. Bikin Ethan ga
tahan bolak-balik noleh belakang.
“Buseett.. udah mulai cipokan
aja” runtuk Ethan. Di jok
belakang, Roy sudah mulai
gencar menyerang pertahanan
Dea, yang memang ga bikin
pertahanan sama sekali. Bibir
Roy yang agak tebal sudah
melumat bibir mungil Dea.
Kadang Roy menggigit-gigit kecil
bibir bawah Dea sehingga
membuat Dea terkikik-kikik.
Tangan kiri Roy sudah masuk
dari bawah t-shirt Dea dan sibuk
meremas-remas toked Dea yang
bulat kencang itu. Tawa kecil Dea
berubah menjadi dengusan
nafas yang memburu, ketika Roy
mulai memilin-milin puting Dea
sambil menjilati lehernya.
“Woe, lo bedua bisa ga nahan
sampe kos dulu?” Tanya Ethan
tanpa harapan. “Udeh lo nyetir
aja Pir. Jangan pikirin kita bedua.
“ jawab Roy seenaknya. “Iyaah
nih Ethan rese. Hhhhh.. uhhh”
tambah Dea disela-sela
desahannya. “Don, lo servis Ethan
napa..ehh..ahhh..” kata Dea lagi.
Semburat merah muncul di
wajah Donna. “Enak aja lo
ngomong” jawab Donna agak
tengsin. Tapi, Ethan yakin, pas
ngomong gitu si Donna ngelirik
dirinya (tapi memang dasarnya
nih orang super PD). Ketika Ethan
menoleh ke arah Donna, Donna
langsung berkata tegas “Ga usah
mikir macem-macem lo ya!” “Eh
nggak kok Don. Gue Cuma mikir
gimana caranya biar cepet
sampe dan cepet lepas dari
kedua mahkluk konak di
belakang” jawab Ethan innocent.
“Iya nih. Dasar Dea geblek”
runtuk Donna sambil
memanyunkan bibirnya.
Tapi situasi di jok belakang
semakin tidak terkendali.
Desahan Dea sudah berubah
mejadi lenguhan liar. Ethan &
Donna juga sudah mulai
mendengar bunyi berkecipakan
becek. Slep.. slep.. slep…
“Auuhhhh… huaahhhhh..
ahhhhh.. ahhhh…” lenguh Dea
yang keenakan mhemeknya
dikocok oleh Roy. Tangan Roy
yang sudah menyelusup ke
dalam celana Dea, dengan aktif
jari tengah & telunjuknya
mengobel-ngobel mhemek Dea
yang rapat dan becek.
Tendangan Dea tiba-tiba
menghentak jok Ethan ketika
orgasmenya meledak.
“EAAHHHHHHH… AGGHHHHHH….
GUE KELUARRRR…!!!” jerit Dea
penuh kepuasan. Cengiran lebar
menghiasi wajah Roy. “Bangsat
lo bedua. Udah sampe neh. Sana
keluar dari mobil gue.
Sekaraangg..!!! Bentak Ethan.
Cepat-cepat Dea & Roy merapikan
pakaian masing-masing dan
keluar dari mobil Ethan. Cengiran
lebar keduanya mengiringi
langkah mereka menuju kamar
kos Dea untuk menuntaskan apa
yang mereka sudah mulai.
Selama 10 menit Ethan dan
Donna diam saja. Ethan bingung
mau mulai speak-speak dari
mana, karena tingkah Roy-Dea
tadi merusak semua scenario
yang sudah disusunnya. Donna
juga keliatan masih agak jengah.
Jadi Ethan menyalakan radio.
Mendengar lagu-lagu yang
keluar, si Donna jadi keliatan
lebih relaks. Mereka mulai
membicarakan lagu-lagu yang
sedang dimainkan. Tapi, ketika
penyiar radionya mulai bicara,
topiknya ternyata tentang
seksologi; tepatnya tentang multi
orgasme pada wanita, Ethan jadi
panik lagi. Takut mood Donna
jadi rusak. Ethan sudah mau
pindahkan gelombang, ketika
tiba-tiba Donna berkata “Emang
ada ya cewe yang bisa orgasme
sampe berkali-kali?” Ethan yang
masih agak kaget akan
pertanyaan tersebut butuh 3
detik untuk bisa menjawab
“Seingat gue, sebagian besar
cewek yang gue kenal kalo
orgasme lebih dari 2 kali.
Termasuk multi kan tuh”.
“Maksud lo cewek yang pernah
lo tiduri?” tukas Donna tangkas.
“He-eh, iya. Gitu deh” jawab
Ethan agak tersipu-sipu. “Lah,
emang kalo elo nge-sex sama
cowo lo biasanya orgasme
berapa kali” Tanya Ethan polos.
Dengan agak malu-malu Donna
menjawab “Satu kali lah.
Biasanya hampir barengan ama
cowo gue. “Lah emang pas
foreplay ga orgasme?” Tanya
Ethan lagi. “Foreplay kan cuma
bentar, gimana bisa orgasme
gue” tandas Donna heran.
“Berarti bokin lo yang kurang
sabar nggarap lo di foreplay-nya.
Pengen cepet-cepet nancepin
batangnya” jawab Ethan. “Lah, lo
liat tadi, si Dea dikobel-kobel
sama si Roy hampir 10 menit
kan. Makanya tadi bisa sampe
keluar gitu. Pake acara nendang
jok gue segala pula” kata Ethan
masih agak seVan. “Bener juga
ya. Gue ga pernah mikir sampe
situ. Iihhhh.. jadi horny nih” batin
Donna. Mendengar jawaban dan
melihat reaksi Donna, Ethan
langsung paham kalo nih cewek
pengalaman seksnya masih
kurang. Atau paling nggak
partner sexnya selama ini pada
kurang jago. Jadinya dia belum
mengeksplore seluruh potensi
seksnya.”Hihihihi.. pasti bisa gue
enthot si Donna” pikir Ethan
dengan bahagianya.Tahap ke-1: Tunjukkan bahwa si
cewek punya masalah dengan
kehidupan seksnya dan kita
perhatian dan bersedia untuk
‘membantu’ untuk mengatasinya
(pada tahap ini ‘bantuan’ sebatas
saran Bro. Begitu kata pakar
mesum Dr. Ethan). “Nurut
pengalaman gue ya Don, dan dari
artikel-artikel seksologi yang
pernah gue baca, cewe itu lebih
susah capai klimaksnya
dibanding cowok. Walo kaya Dea
tadi dia udeh keluar sekali. Tapi
itu baru orgasme kecil. Si Dea
belum capai klimaksnya. Lah, kalo
si Roy sudah maen tancep aja
dari menit-menit awal, bisa
barengan mereka. Habis itu
game over dah. Kasihan
ceweknya. Kalo cowok udah
keluar, rata-rata butuh setengah
jam lagi bisa ngaceng lagi.
Kebanyakan langsung molor”
kata Ethan panjang lebar kaya
ahli beneran. “Iya, cowo gue
kaya gitu tuh. Kalo udah puas,
langsung molor” saut Donna
bersemangat. “Itulah sebabnya si
cowok sebaiknya di menit-menit
awal permainan, merangsang
ceweknya, kalo bisa sampe si
cewe orgasme. Fokus di daerah-
daerah sensitif si cewek, Remas-
remas tokednya, pilin-pilin dan
jilatin putingnya, gigit-gitiin
perutnya, mhemeknya dikobel-
kobel” tambah Ethan lagi. “Iihh..
Ethan bahasanya vulgar banget.
Gue kan jengah” kata Donna
malu. “Weh, sorry Don. Baru
sekali ini bahas kaya ginian sama
cewek. Biasanya cuma antar
cowok. Makanya bahasanya
ngaco gini. Gapapa ya. Biar
gampang gue neranginnya“
Ethan menjelaskan (ini jelas-jelas
bohong besar. Ethan malah
seringnya menjelaskan ini ke
cewek yang lagi curhat dan
pengen dilahap sama Ethan). “Ya
udah, tersera lo lah Than. Tapi,
gue baru sadar kalo gue bisa
lebih menikmati ngeseks ya.
Selama ini ada yang mengganjal
setiap gue habis ngeseks,
ternyata gue belum klimaks kali
ya” kata Donna agak
menerawang. “Yesss.. Tahap 1
clear” sorak Ethan dalam hati.
Tahap ke-2: Kalo cewe merespon
baik penjelasan di tahap 1
(ditunjukkan adanya pertanyaan
dan mengikuti alur penjelasan.
Kalo si cewek cuek-cuek aja atau
malah berusaha mengalihkan
topik, berarti penjelasan lo ga
masuk di hatinya . Rugi ajak kalo
masuk ke tahap ke-2), kita bisa
masuk ke tahap ke-2, yaitu:
mensimulasi situasi dimana si
cewek mendapat treatment
seksnya yang menjadi solusi
masalahnya. Disini cowok harus
pinter-pinter milih kata-kata dan
intonasi (atau pitch control
wkwkwk). Tapi inget ya, kalo
cewe target lo dasarnya berjiwa
lonte ato matre, kagak perlu
sampe repot-repot begini. Ajak
minum ato tawarin duit,
langsung aja coblos. Ini cuma
buat cewek-cewek yang punya
kelas. “Don, mau gue kasi tips ga
buat Lo dan cowok lo agar seks
kalian lebih asyik lagi” Ethan
menawarkan. “Mau.. mau than..”
sambut Donna agak kelewat
bersemangat, yang kemudian dia
jadi agak malu sendiri. “Gini
caranya, lo harus bayangin apa
yang gue katakan. Lo inget-inget
sensasinya. Jadi lo bisa lebih
mudah njelasinnya ke cowok lo
past nge-seks nanti. Si Donna
tidak sadar kalo laju mobil jadi
jauh lebih melambat. “Pejemin
mata lo Don. Bayangin lo lagi
bercumbu sama Cowo lo” Ethan
memulai therapinya. “Eh btw, lo
paling demen di rangsang
dimana sih” Tanya Ethan sok
tanpa tendensi. “Di susu gue
Than” jawab Donna pelan
dengan wajah memerah. “Ok.
Pejemin mata lo lagi. Bayangin
bibir lo bedua sudah saling
melumat. Dia gigit-gigit bibir
bawah lo. Lidahnya sekali-kali
masuk ke dalam mulut lo, dan
mainin lidah lo. Tangannya mulai
meremas-remas toked lo.
Awalnya pelan-pelan, terus
semakin keras, semakin kasar.
Putting lo di pilin-pilin, dan
sekali-kali ditarik.”. Donna yang
memejamkan mata, nafasnya
mulai agak memburu. Dadanya
naik turun lebih cepat. Ethan
semakin bersemangat “Cowok lo
mulai nyiumin leher lo. Turun
terus, sampai di toked lo. Toked
lo masih diremas-remas, sambil
digigit-gigit. Puting lo diisep
kuat-kuat. Lidah cowok lo mainin
puting lo”. Pada saat itu, Donna
sebenarnya sudah horny berat.
Cuma rasa tengsin dan ego saja
yang mencegahnya menerkam
Ethan dan mengajaknya
bergumul. Tangan Donna
menegang dan meremas jok
mobil kuat-kuat. Bibir bawahnya
digigit kuat-kuat. Kata-kata Ethan
mengalir masuk melalui
kupingnya, membawa aliran
hangat ke tokednya. Putingnya
menegang dan gatal ingin
dihisap. “Huummppfffff aduhh
mhemek gue gatel banget. Udah
mulai banjir rasanya dibawah”
desah Donna dalam hati. Tapi
Donna tidak ingin berhenti.
Donna suka sensasi ini. Ditambah
ada cowo asing disebelahnya,
malah membuat sensasi itu
semakin kuat. “Cowo lo masih
menjilati puting lo. Tangan
kirinya meremas-meremas toked
lo dengan kasarnya. Sedang
tangan kanannya mulai
membelai-belai selangkangan lo.
Donna mendesah agak keras
“Ehhhmmm….Uhh..”. Tangan
kanannya mulai membuka celana
lo dan menurunkan resleting lo.
Jari tengahnya mulai membelai
bibir mhemek lo. Eh, Don gue ga
bisa nerusin neh” potong Ethan
tiba-tiba.
Donna yang libidonya semakin
memuncak, membuka mata
dengan kaget “Eh napaa..? Tanya
Donna lebih keras dari yang
diinginkannya. “Habis kemeja lo
ga dikancing atasnya. Jadinya
gue bisa ngliat sebagian besar
belahan toked lo dari samping
sini. Jadi ga konsen lah gue. Sorry
ya, gue jadi horny sendiri “kata
Ethan tampak penuh penyasalan
(percayalah pembaca, ini cuma
akting die aja). Donna memang
tidak mengancingkan 2 kancing
atas kemeja putihnya. Belahan
tokednya, dan sebagian isinya,
bisa terlihat jelas dari sisi Ethan.
Apalagi ketika Donna semakin
horny, tubuhnya semakin
menegak dan dadanya semakin
membusung, membuat Ethan
semakin jelas melihat belahan
toked Donna. “Wah sory Than,
bukannya gue ga mau
ngancingin. Emang ga bisa gue
kancingin “jawab Donna tersipu.
“Sory ya Than. Apa yang bisa gue
bantu?” tawaran Donna
mengejutkan Ethan. Dan
langsung reflek dijawab “Kasi
gue blow job dong Dona”. Muka
Donna bersemu tambah merah
lagi “Ih, kamu maunya”. Karena
tidak terlihat reaksi penolakan
yang berlebih, Ethan
memberanikan diri meraih
pundak Donna dan menarik
Donna mendekati dirinya dan
langsung melumat bibir Donna
yang sensual. Donna membalas
cipokan Ethan selama beberapa
detik, kemudian melepaskan diri
dan berkata “Cuma blowjob aja
ya. Lo jangan grepe-grepe gue.
Awas lo” ancam Donna manis.
“Iya, gue usahakan” cengir Ethan
sambil berusaha melepaskan
sabuknya dengan tangan kiri.
Walaupun Donna masih agak
malu-malu, tapi sensasi gatal di
dada dan selangkangannya
mengatasi logikanya sehingga
keinginannya untuk menjamah
konthol Ethan menang. Donna
membuka celana Ethan, dan
terlonjak kaget ketika konthol
Ethan yang 17.5cm meloncat
keluar “Ehh.. gede banget!” pekik
Donna ga sadar. “Aduhh.. cukup
ga ya mulut gue” batin Donna.
Tapi karena tangan kiri Ethan
sudah menekan kepala Donna,
Donna tidak sempat berpikir
ulang lagi dan langsung
membuka mulutnya untuk
mencaplok palkon Ethan.
“Ehhmm…” desah Ethan
keenakan ketika Donna mulai
mengemut-ngemut palkonnya.
Rasa geli dan nikmat menjalar di
seluruh konthol, selangkangan
dan menjalar keseluruh tubuh.
Sambil tangan kanannya
mengocok konthol Ethan, bibir
Donna melumat-lumat palkon
dengan penuh nafsu. Lidah
Donna kadang-kadang menjilati
lubang konthol dan sepanjang
batang konthol Ethan. Ethan
mulai blingsatan duduknya.
Konsen menyetir jadi lebih susah
lagi. Untung jalanan macet, jadi
jalan pelan banget. Tangan Ethan
menjambak rambut Donna, dan
memaksanya menelan
kontholnya lebih dalam lagi,
kemudian mengocoknya dengan
gerakan kepala naik turun.
Donna agak megap-megap
melakukan manuver ini karena
konthol Ethan yang hampir 5cm
lebarnya betul-betul memenuhi
mulutnya. Ethan yang makin
horny semakin tidak tahan
memegang janjinya untuk tidak
grepe-grepe. Apalagi melihat
Donna yang penuh nafsu
menyepong kontholnya. Tangan
kirinya bergerak ke bawah
badan Donna dan menyasar area
tokednya. Dengan mudah toked
Donna diraih oleh Ethan.
Langsung menyusup kedalam
kemejanya, dan meremas toked
montok dari balik bra Donna.
Donna sempat kaget ketika
tokednya tiba-tiba diremas
“Ughhh..si Ethan kurang ajar
banget sih. Toked gue diremes-
remes.. Tapi enak banget.. Gue
stop ga ya” pikir Donna bingung
ambil keputusan. Tapi, pada saat
itu tangan Ethan malah berenti
meremas-remas toked Donna.
Donna yang sedikit merasa
sayang, meneruskan blowjobya.
Sebenarnya Ethan malah
berusaha melepas kaitan BH
Donna, yang untungnya, ada
dibelakang. Dengan jari yang
sudah terlatih, kaitan BH
langsung lepas. Donna juga
langsung merasakan bahwa
tokednya langsung jatuh bebas
tidak ada lagi yang menyangga.
Belum sempat melepaskan
konthol Ethan dari mulutnya,
Donna sudah merasakan jemari
kasar Ethan menjamah dan
langsung meremas-remas
tokednya yang kini tanpa
pelindung. Sensasinya luar
biasa..! Libido Donna langsung
naik tinggi. “Ethannn.. sialan Lo.
Kan udah janji eahh.. hahhhhh…”
ucapan Donna terputus desahan
erotisnya karena Ethan memilin-
milin putingnya dengan ahli.
Rasa gatal di areola tokednya
yang sedari tadi terpendam,
langsung bereaksi dan
menebarkan sensai nikmat yang
sangat. Tubuh Donna
menggeliat-geliat tanpa bisa
ditahan. “ Ajrit! Ternyata toked ni
anak gede bener. Ini sih 36D!
Mana kenyal banget. Mujurr…”
kata Ethan dalam hati. Melihat
Donna menggeliat-geliat
keenakan dan sibuk mendesah-
desah lupa akan blowjobnya,
Ethan semakin aktif meremas-
remas sepasang toked montok
Donna. Kini dua tangan Ethan
juga meremas-remas dan
mempermainkan putting Donna
sekaligus. Donna semakin
belingsatan karena didera
gelombang libido yang semakin
memuncak.
Tiba-tiba Ethan mengangkat
badan Donna agar tegak lagi.
Kemudian sambil merapikan
kancing-kancing kemeja Donna
yang terbuka 2 kancing lagi,
Ethan berkata “Rumah lo yang
mana neh? Udah di jalan ****”.
Donna yang masih dibuai gairah
birahi, agak bingung dengan
pertanyaan Ethan dan
berhentinya acara remas-
meremas yang mulai memanas.
“Eh, oh.. Rumah gue ya? Oo udah
sampe sini toh” jawab Donna
kebingungan dan jengah. “Itu
rumah gue yang pagar coklat”
tambah Donna sambil merapikan
rambut dan pakaiannya. Nafas
Donna masih agak tersengal-
sengal karena pacuan birahi tadi.
Ethan memarkir mobilnya di
depan pagar rumah Donna yang
megah. “Anak tajir ternyata. Gede
amat rumahnya” batin Ethan.
“Than, lo mampir ga?” tanya
Donna setengah berharap.
“Iyalah. Kan lo blum nuntasi
gawean lo” jawab Ethan blak-
blakan. “U-uh. Ternyata gara-
gara itu doang ya lo mau
mampirnya” jawab Donna
merajuk, yang bikin Ethan
tambah gemes dan horny. “Ya
udah. Ayo masuk yuk” ajak
Donna.Weh, ternyata bokap-nyokapnya
Donna ada di rumah. Lagi nonton
film di ruang keluarganya yang
simple tapi terlihat berkelas.
Setelah dikenalkan dan basa-basi
dikit, Ethan ditinggal di ruang
tamu, bonyoknya Donna balik
lagi nonton film. “Gue ganti baju
dulu ya Than. Tunggu aja disini
bentar” kata Donna sambil
mengerdipkan mata. “He-eh”
balas Ethan dengan tampang
bodoh. “Anjrritt… Napa juga
bonyoknya ada di rumah. Ga bisa
ngikut ke kamarnya si Donna
dong gue. Gimana nasib adek
gue neh” runtuk Ethan dalam
hati. Tiba-tiba seorang wanita
setengah baya masuk ke ruang
tamu sambil berkata “Neng
Donna pesen, Mas Ethan diminta
nunggu di taman samping.
Minuman juga sudah Mbok taruh
disana”. Diantar pembantu itu,
Ethan melangkah ke luar rumah
menuju taman di samping
rumah. Ethan bersorak dalam
hati melihat tempat yang
dimaksud. Di pojok taman ada
area kursi dan kolam kecil. Yang
bikin Ethan bahagia, tempat
tersebut terlindungi dari rumah
karena dibalik pohon dan semak
bunga-bungaan. Berbagai
skenario mesum langsung
berkelebat di benak Ethan.
Tiba-tiba terdengar suara
langkah kaki mendekat. Donna
muncul dengan hanya
menggunakan kemeja putih
kedodoran yang panjangnya
hampir selututnya. Dua kancing
atas tetap terbuka. Entah
mengapa, penampilan yang
diluar harapan Ethan ini malah
membuat Donna terlihat lebih
sensual. Nafas Ethan langsung
memburu. Ethan berdiri
menghampiri Donna. “Mau
langsung dimulai nih Than?”
tanya Donna lirih tapi sambil
tersenyum malu-malu. “Ga usah
Don. Lo lupain aja blowjobnya.
Gue udah ga minat lagi” kata
Ethan mengejutkan Donna. “Loh,
gue pikir..”. Belum habis ucapan
Donna, tangan Ethan sudah
meraih pinggang Donna kedalam
pelukannya, dan bibir Ethan
melumat bibir Donna penuh
nafsu. Beberapa saat Donna
gelagepan, tapi langsung bisa
mengimbangi. Tangan Ethan
bergerak turun dan meremas-
remas bongkahan pantat Donna,
yang walaupun tidak semenonjol
punya Dea tapi proporsional dan
kencang.
Ethan mendudukkan Donna di
kursi taman, lalu dengan kasar
membuka kemeja Donna.
Sepasang toked besar dan bulat
seperti melompat keluar. Mata
Ethan melotot melihat ukuran
toked Donna yang supersize
seperti di film-film bokep. Impian
jadi nyata! Karena cuma diliatin
saja, Donna menjadi jengah
“Cuma mo liatin aja Than?”
“Sorry Don. Toked lo indah bener.
Besar dan bulat” ujar Ethan jujur.
Kedua tangan Ethan langsung
meraup kedua bongkahan bulat
tersebut dan meremas-remasnya
dengan penuh nafsu. Gerakan
memutar-mutar dari pangkal
toked kemudia merucut ke
putingnya, sambil diremas-remas
dengan kasar. Donna sepertinya
menyukai tokednya diperlakukan
dengan kasar. Terbukti Donna
langsung memejamkan mata dan
mengeluarakan lenguhan
tertahan “Uuuhh….sshhhh..
hmmmpppfff”. Puting Donna
yang super sensitif tak lepas dari
ransangan Ethan. Dipilin dan
ditarik-tarik. Lalu lidah Ethan
mulai menjilatinya, dan ditengahi
oleh hisapan-hisapan dalam
mulutnya. “[i]Hhmmmppffff..
enak bangetttt.. Belum pernah
susu gue diginiin[i] ceracau
Donna dalam hati. Sensasi lidah
Ethan yang kasar di putih Donna,
belum lagi gigitan-gigitan kecil,
membuat sensasi gatal yang
menyenangkan menyebar
keseluruh tubuh. Mhemek Donna
sudah mulai basah dan
berkedut-kedut. Seperti bisa
membaca tuntutan hati (dan
mhemek Donna), jemari Ethan
mulai menjamah selangkangan
Donna. Celana dalam sutranya
ternyata sudah basah. Jari
tengah Ethan langsung menekan
gundukan mhemek Donna dan
menggeseknya kuat-kuat. Tubuh
Donna agak melengkung oleh
sensasi kenikmatan yang
menjadi-jadi “Ouuhhh….
Etthhannn….” lenguh Donna yang
mencapai orgasme pertamanya
hari ini. Setelah kelonjotan kecil,
Donna menarik napas panjang.
“Gila Than, enak bangett..” bisik
Donna di telinga Ethan. “Ini baru
pemanasan Sayang” bisik Ethan
sambil meloloskan celana dalam
Donna. Ethan mengambil posisi
berjongkok di depan Donna yang
duduk di kursi, di tengah-tengah
paha Donna yg dipentangkan
lebar oleh Ethan. “Eh, lo mo
ngapain Than?” tanya Donna
agak jengah karena muka Ethan
hanya sejengkal dari bibir
mhemeknya. Ethan tidak
menjawab, tapi langsung
mengangkat paha Donna lebih
tinggi sehingga pantat Donna
agak tarangkat dan mhemek
lebih terekspos. Ethan melihat
dua gundukan putih yang
montok tanpa jembi dengan
penuh nafsu. Tanpa tedeng
aling-aling Ethan langsung
melumat bibir mhemek Donna
dengan semangat. “Ethann.. gue
belum pernah diginiin..” jerit
kecil Donna, sambil berusaha
menjauhkan kepala Ethan dari
selangkangannya. Tapi, Ethan
tetap berkeras. Malah lidahnya
mulai menyelusup ke dalam
mhemek yang sudah basah
kuyup itu, sambil menggerakkan
lidahnya naik turun dengan
cepat. “Fuahhhhhh… ahhh..ahhh..
ouuuuhhhh..” lenguh Donna
lebih heboh lagi, karena rasa
gatal yang sudah sempat
terpuaskan tadi, muncul kembali
dengan lebih dahsyat. Rasanya
ada yang berusaha hendak
keluar dari mhemeknya dan rasa
itu berkumpul, bergetar,
mengirimkan gelombang
kenikmatan ke sekujur tubuh
Donna. Tangan Donna kini tidak
lagi berusaha menjauhkan
kepala Ethan, malah menekannya
semakin erat ke
selangkangannya. Sambil
menjilati klitoris Donna yang
makin menonjol, jari tengah
Ethan juga aktif mengocok
lubang mhemek Donna. Suara
becek berkecipakan, ditingkahi
oleh lenguhan Donna yang
dibanjiri oleh sensasi birahi yang
semakin memuncak.
SLEP..SLEP..SLEP..” Auhh.. Auhhh..
Ekkhhhhh…
Ehhhhhffffmmpppp…” Donna
mendesah keenakan. Kepalanya
menggeleng ke kiri dan ke
kanan. Punggungnya semakin
melengkung. Tidak sampai 5
menit, Donna sudah berkata
“Than.. thann.. ehhmm.. gue mo
kluar.. gue mo kluar..”kata Donna
terbata-bata. Ethan cepat
mengocok lubang mhemek yang
smakin banjir. Dan…”
OUUUHHHHHH…..
HAAHHHHHHHHH…” jeritan
orgasme Donna keluar seiring
banjir cairan orgasmenya. Tidak
ingin membiarkan Donna
istirahat, ketika Donna mencapai
orgasme, Ethan malah semakin
kencang mengocok dan melumat
klitori Donna. “AUUHHH…
AHH.AHHH .. ETH..ETH..ANN…GUE GA
KUATT…” rengek Donna yang
dilanda gelombang orgasme 2
sekaligus… Pantat Donna sampai
terangkat dan kelonjotan karena
sensasi orgasme yang bertubi-
tubi. Baru Ethan melepaskan
rangsangannya. “Lebih enak lagi
kan pas lo keluar yang kedua ini
Don?” tanya Ethan sambil nyengir
jail. Donna berusaha mengatur
nafasnya yang memburu baru
menjawab “Sialan lo Than.. Gue
udah ga kuat, masih juga lo
kocok-kocok vagina gue”. Ini
bedanya Donna sama Dea & Vani,
walopun dipuncak nafsu, ga ada
kata-kata vulgar yang keluar. Tapi
harus dicek, goyangannya kalah
ga sama mereka. “Tapi, lo demen
kan. Ini pengalaman pertama lo
capai orgasme seperti ini” balas
Ethan. “Iya sih..” jawab Donna
tersipu-sipu.
Ethan langsung melepaskan
celananya dan celana dalamnya.
Kontholnya yang sudah ngaceng
dari tadi langsung mengacung
tegak di hadapan Donna. Kedua
tangan Ethan langsung
mengangkan paha Donna lebar-
lebar. Donna agak gelagepan
“Eh..oh.. Lo mo ngelakuinnya di
sini? Gue blow job aja ya Than”
tawar Donna agak panik. Kalo
urusan petting dan blowjob itu
ok-lah, kalo urusan mhemeknya
mau dipenetrasi konthol asing
bukan milik cowoknya, itu beda
lagi. Donna merasa belum siap.
Apalagi melihat ukuran kontol
Ethan yang jauh lebih besar dari
konthol cowoknya. Tapi, Ethan
nafsunya sudah diubun-ubun.
Pantatnya semakin ditekan lagi
ke arah selangkangan Donna.
Walopun kedua tangan Donna
berusah menahan gerakan
pinggang Ethan, tapi tenaganya
yang sudah terkuras orgasme-
orgasme yang bertubi-tubi, tak
mampu berbuat banyak. Sekejap
saja, pal-kon Ethan sudah
mencium bibir mhemek Donna,
dan mulai menyeruak masuk.
“Ethannnn… jangan
dimasukinn..” erang Donna tanpa
daya. Blesssh..! Palkon dan
batang kontol Ethan masuk
sebagian ke mhemek Donna
yang sudah basah kuyup. Cairan
peju dan pelumas Donna
memudahkan batang konthol
Ethan untuk melesak masuk.
“Ummpppfff..” Donna agak
tersedak karena sensasi benda
asing yang sangat menyesaki
dinding-dinding mhemeknya.
“Busettt.. besar bangett.. Vagina
gue penuh banget rasanya”
erang Donna dalam hati. Konthol
Ethan mulai bergerak keluar
masuk dengan teratur. Semakin
lama semakin cepat. Karena
mhemek Donna sempit, banyak
cairan peju Donna yang ikut
keluar ketika Ethan menarik
kontholnya. Itupun kontholnya
baru masuk setengahnya. Ethan
tidak mau memaksa langsung
membenamkan seluruh
batangnya, karena Ethan ingin
Donna terbiasa dulu dan ikut
menikmatinya (walopun Ethan
setengah mati nahan nafsu
untuk langsung membenamkan
dan masuk RPM tinggi).
Seiring semakin lancarnya gerak
masuk-keluar konthol Ethan
dalam mhemek Donna, semakin
keras lenguhan birahi Donna
terdengar. Kepalanya kembali
menggeleng-geleng dengan
heboh. Ethan langsung
menancapkan penuh-penuh
kontholnya dan dilanjutkan
dengan kocokan gigi 4.
“Hhh..Hhh.. Hhh.. sempit banget
mhemek lo Don.. Konthol gue
kaya diperet-peret. Lo jarang
ngenthot ya?” ujar Ethan penuh
birahi, ditambah pemandangan
raut muka Donna yang diliputi
nafsu dan goncangan kedua
tokednya yang bergerak naik
turun tidak karuan karena
goyangan Ethan. Ucapan Ethan
yang vulgar membuat sensasi
gatal di sekujur selangkangan
Donna semakin menghebat.
“AHHHH.. AHHH…
OUUHH..OUUGGHHHH…! Donna
melenguh hebat ketika rasa gatal
di mhemeknya digaruk-garuk
kasar oleh konthol Ethan,
sehingga meledak tanpa bisa
dibendung. Orgasmenya kali ini
lebih hebat dari yang sebelum-
sebelumnya. Dengan masih
membiarkan kontholnya di dalam
mhemek Donna, Ethan
mengangkat Donna dan
dibaringkan di atas rumput.
Dengan posisi yang lebih nyaman
ini, Ethan semakin ganas
mengocok dan mengobel-ngobel
mhemek Donna. Gerakan naik
turun pantatnya, diselingi
gerakan memutar-mutar yang
heboh, membuat Donna
memasuki fase birahi yang lebih
tinggi lagi. “AHHH.. AHH.. ENAK
BANGET THAN.. ENAK BANGETT..!!
jerit Donna penuh nafsu. Toked
Donna yang mengkal sudah
penuh bekas cupangan Ethan
yang tidak bosan-bosannya
mengerjai sepasang toked melon
itu. Selama 10 menit, Donna
mengalami dua orgasme lagi,
yang dicapainya nyaris tanpa
jeda karena Ethan tetap
menggenjot dengan torsi tinggi
ketika Donna keluar.
“Than.. than.. break
bhentar..uhhmm. bentar aja”
pinta Donna tersengal-sengal.
Ethan menghentikan
goyangannya, dan menarik
keluar kontholnya. Donna
memanfaatkan waktu itu untuk
memejamkan mata dan menarik
nafas dalam-dalam. Kepalanya
terasa ringan karena sensasi
orgasme yang bertubi-tubi. Rasa
bahagia dan nikmat masih
meliputi seluruh tubuhnya,
sehingga udara dingin malam
tidak terasa. Tiba-tiba Donna
merasa tubuhnya dimiringkan ke
kanan dan kaki kirinya diangkat
lebar-lebar. Membuka matanya,
Donna melihat Ethan sedang
berusaha memasukkan
kontholnya dalam posisi
menyamping. “Eh, lo masih
pingin ya than. Jangan keras-
keras ya Than” pinta Donna
merajuk. Tapi, mana mungkin
Ethan memenuhi permintaan
seperti ini. Palkonnya sudah
terasa semakin berdenyut-
denyut dan semakin gatal ingin
digaruk oleh mhemek sempit
Donna. Tanpa tedeng aling-aling
Ethan langsung membenamkan
seluruh batang kontholnya
“BLESSS..SLEPPP..” . “AUUHHH….”
Pekik Donna kaget. Dalam posisi
menyamping begini, konthol
Ethan masuk lebih dalam dan
lebih mudah menggesek-gesek
g-spot Donna. Tangan kirinya
pun lebih mudah meraih toked
Donna. Sambil meremas toked
Donna, Ethan menggerakkan
pinggulnya maju-mundur
dengan kecepatan tinggi.
PLAK..PLAK.. PLAK..
SLEPPHH..SLEPPHH.. “Damn,
mhemek lo kok makin sempit aja
Don” maki Ethan keenakan.
Donna sebenarnya sadar kenapa
Ethan merasa mhemeknya
semakin sempit. Itu karena aliran
spema Ethan sudah berada di
batangnya dan siap menyembur
keluar. Berlawanan dengan akal
sehatnya yang menyuruhnya
mendorong Ethan menjauh dan
melepaskan kontholnya, Donna
malah semakin heboh melenguh
dan bergoyang sedapatnya
“YESS.. YESS…
OUUUHHMMMMM..OUUHHHGGHHHH
…”. Rasa gatal yang memuncak
dan berkumpul di mhemeknya
membuat Donna semakin histeris
ingin cepat-cepat dipuaskan.
Tiba-tiba Ethan meremas toked
Donna kuat-kuat, dan menekan
kuat-kuat kontholnya ke dalam
mhemek Ethan, sambil melenguh
puas konthol Ethan
menyemburkan pejunya kuat-
kuat “AOOUUUUHHH…
HHHEEHHHHHH.. Enakknnyaa…”.
Lenguhan Donna yang lebih
keras lagi menandakan Donna
mencapai klimaksnya. Semprotan
peju dan tekanan kuat konthol
Ethan menjebol dinding
pertahanan Donna
“OOOAAAHHH..HHAHHHHHHHH….
Ahh..AHH..AHH..”. Donna
kelonjotan selama beberapa saat
sampai akhirnya tenang setelah
badai orgasme berlalu.
“Gila lo Than. Baru kali ini gue
ngalamin seks kaya gini. Ternyata
nikmatnya luar biasa” bisik
Donna lirih pada Ethan yang
terlentang di sebelahnya. “Gue
juga nikmatin banget Don. Ga
nyangka lo jago goyangnya, dan
mhemek lo peret banget. Blum
pernah gue lemes kaya gini
sehabis ngenthot (ini jelas
boong)” balas Ethan. Mendengar
itu, Donna agak bersemu merah
“Gue harusnya bangga, gitu”
balas Donna, yang maunya pedes
tapi senyum malu-malunya
menghapus kesan judesnya.
“Untung sekarang bukan masa
subur gue” rajuk Donna lagi.
“Thanks ya sexy” kata Ethan
lembut sambil mengecup bibir
Donna. Donna tersenyum
manissss sekali. “Sayang, lo udah
punya cowok. Ga enak gue
ganggu lo lagi setelah ini”
tambah Ethan. Donna diam aja.
Setelah bebenah dan bersih-
bersih dikit, Ethan pamit pulang
kepada bonyok Donna. Ketika
berpisah di pagar depan, sambil
mengecup ringan Donna, Ethan
masih sempat meremas toked
Donna sekali.
Esoknya. Sehabis kuliah jam
pertama, Ethan beranjak menuju
kantin. Tiba-tiba HP nya berbunyi.
Dea nelpon. “Ngapain ni Anak?
Kurang puas kali sama Roy” pikir
Ethan. “Halo, apaan De?” sapa
Ethan. Suara Dea yang tinggi
langsung terdengar “Hei, kupret.
Lo apain si Donna kemaren
hah?” damprat Dea. “Lah, emang
napa? Gue ga apa-apain kok”
jawab Ethan berusaha keliatan
innocent. “Dia mutusin si Sinyo
cowo-nya barusan”. “Hah?”
jawab kaget Ethan. “ puji syukur.
Kalo jodoh emang ga kemana ya”
ucap Ethan dalam hati sambil
membelai selangkangannya.